top of page

DAFTAR LENGKAP KEEMPAT PEMENANG PENGHARGAAN DI JAKARTA FILM WEEK 2021

Festival film bertaraf internasional, Jakarta Film Week yang dilaksanakan pada tanggal 18-21 November 2021, telah usai. Para juri telah melakukan penjurian atas film-film yang telah ditayangkan selama festival berlangsung. Dari empat kategori penghargaan yang diberikan, berikut ini adalah daftar pemenangnya:


Kategori Global Feature

  • Winner: Petite Maman

Film dari Perancis karya Céline Sciamma ini, bercerita tentang persahabatan dua gadis kecil. Pertemuan dua gadis ini, diawali dengan Nelly yang berjalan-jalan ke hutan di sekitar rumah tersebut. Tanpa disadari, sahabat yang ditemukan Nelly ini seperti sang ibu di masa kecilnya. 


  • Special Mention: Money has For Legs

Film dari Myanmar dengan genre Black Comedy karya Maung Sun ini, bercerita tentang keadaan yang penuh kekacauan disertai dengan komedi dan mengingatkan penonton kepada sejarah perfilman Myanmar yang kaya dan perjuangannya dengan penyensoran. 


Kategori Global Short

  • Winner: The Girls are Alright

Film bergenre drama dari Indonesia, karya Gwai Lou ini, menceritakan tentang Ani, seorang siswi dari keluarga sederhana yang menerima tawaran aneh melalui aplikasi kencan yang baru saja ia daftarkan. Ani langsung berbicara dengan Orked, sahabatnya.


  • Special Mention : Diary of Cattle

Film Dokumenter dari Indonesia karya Lidia Afrilita dan David Darmadi ini menceritakan tentang ratusan sapi yang digiring ke tempat pembuangan sampah. Tempat pembuangan sampah sengaja dijadikan rumah oleh pemilik sapi ini karena pemiliknya tinggal jauh dari lokasi tersebut dan lebih mengandalkan sisa makanan manusia untuk memberi makan daripada mencari padang rumput. Nasib sapi-sapi ini sama saja dengan sapi pemakan rumput lainnya yang harus menghadapi pisau jagal.


Kategori Direction Award

  • Winner: Dari hal Waktu

Film Dokumenter dari Indonesia kara Agni Tirta, bercerita tentang Fajar Suharno, seorang maestro teater di periode tahun 80 hingga 90-an yang mengadakan pertunjukkan berjudul “Geger Uwong Ngoyak Macan” tentang peristiwa penumpasan orang-orang yang dianggap preman. Pertunjukkan yang diadakan tepat sehari sebelum pembunuhan massal itu terjadi. 


  • Special Mention: Death Knot

Film dari Indonesia karya Cornelio Sunny dengan genre horror ini, diangkat dari kisah mitos bunuh diri di pedesaan Indonesia. Peringatan seorang ibu sebelum kematiannya, gagal menjauhkan anak-anaknya dari keterasingan. Kakak beradik, Hari dan Eka kembali untuk mencari kebenaran reputasi Sang Ibu.


Jakarta Film Fund

  • Winner: Ringroad

Film ini, bercerita tentang Mulyani yang merupakan seorang pekerja rumah tangga yang menjalin hubungan dengan seorang tukang bangunan. Dalam kurun waktu enam jam, Reza akan kehilangan akses masuk komplek perumahan elit tempat mereka bekerja. Mereka harus mengendap-endap dari petugas keamanan, kaum elitis yang absurd, dan menghadapi konsekuensi dari pelanggaran kontrak pekerjaan Mulyani.


  • Special Mention : One night in Chinatown

Film karya William Adiguna, menceritakan sebuah kesalahpahaman dan agenda rahasia yang memicu rangkaian peristiwa yang tidak dapat terkendali antara seorang pasangan paruh baya dan seorang pasangan remaja pada suatu malam di daerah Chinatown.

Home: Text

FAKTA-FAKTA PENYELENGGARAAN JAKARTA FILM WEEK 2021, FESTIVAL FILM INTERNASIONAL PERTAMA DI JAKARTA PASCA-PANDEMI

Jakarta Film Week (JFW) 2021, sebuah festival film bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh Disparekraf DKI Jakarta sukses berlangsung pada 18 hingga 21 November 2021 lalu.


Dalam acara tersebut, Gubernur DKI Jakarta ikut hadir dalam pembukaan dan mengatakan bahwa pemerintah akan terus mendukung industri film bangkit pasca-pandemi, karena bagaimanapun film adalah karya yang penting, yang bukan cuma dapat membantu meningkatkan perekonomian tapi juga mempengaruhi kehidupan masyarakat yang menontonnya. 


“Film sebagai tontonan dan tuntunan yang bisa menjadi media bagi kita semua untuk membuka perspektif baru. Kita punya kepentingan besar untuk memfasilitasi agar film Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menjadi tamu mempesona di negeri orang,” ungkap Gubernur Anies dalam malam pembukaan JFW, di Grand Indonesia, Jakarta, 18 November 2021 lalu. 


Sementara itu, di malam penutupan, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dan Andhika Permata, selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta ikut hadir memberikan dukungan dan selamat atas suksesnya JFW 2021. Selama acara berlangsung, berikut beberapa fakta yang perlu diketahui dari penyelenggaraan perdana film festival bertaraf internasional ini. 


  1. Menjadi momentum bangkitnya industri film Indonesia Bioskop sempat ditutup, karya-karya terbaru dari sineas tanah air, bahkan dunia ikut terdampak akibat pandemi COVID-19. Namun seiring pulihnya keadaan, industri film pun ikut bangkit. JFW adalah salah satu bukti bahwa industri film bertahan dan perlahan bangkit untuk kembali menghasilkan karya-karya terbaiknya.

  2. Kesempatan untuk menunjukkan bakat baru Dengan dukungan Disparekraf DKI Jakarta, hadir program Jakarta Film Fund yang merupakan kompetisi ide cerita film pendek. Di mana lima ide cerita terpilih akan mendapatkan bantuan dana produksi sekaligus movielab dan mentoring. Lewat program ini diharap menjadi wadah ditemukannya bakat-bakat baru di industri film Indonesia. 

  3. Menghadirkan 72 film dari puluhan negara Sejak dibukannya film submission, JFW total menerima 277 film yang berasal dari 30 negara. Setelah melewati proses kurasi, akhirnya terpilihlah 72 film yang sukses ditayangkan selama festival berlangsung. Penayangan dilakukan di 2 tempat berbeda, yaitu di CGV Grand Indonesia dan Metropole XXI Jakarta. 

  4. Menghadirkan film-film terbaru Indonesia JFW menghadirkan berbagai jenis film, bahkan penonton juga bisa menyaksikan sejumlah film-film terbaru Indonesia secara gratis selama festival berlangsung. Beberapa film tersebut, seperti Nussa, Yowis Ben 3, Cinta Bete hingga film Kadet 1947.

  5. Akan kembali hadir di 2022 Suksesnya penyelenggaraan JFW 2021 ini akan membawanya kembali hadir di 2022 mendatang. Kira-kira keseruan apa lagi yang akan dihadirkan di festival film ini? Tunggu JFW kembali tahun depan, ya!

Home: Text

FILM-FILM JAKARTA FILM FUND MASIH DIPUTAR DI VIDIO.COM HINGGA 30 NOVEMBER 2021

Lima ide film pendek telah terpilih dan telah diproduksi dalam program Jakarta Fillm Fund, yang menjadi salah satu program di Jakarta Film Week 2021. Kelimanya pun telah diputar perdana di penyelenggaraaan Jakarta Film Week yang berlangsung pada 18 hingga 21 November 2021 lalu. 


Kelima film tersebut yaitu; ...And That's What a Marriage Is, disutradarai Aji Aditya, Before the Nightfall disutradarai Yusuf Jacka, One Night in Chinatown disutradarai William Adiguna, Ringroad disutradarai Andrew Kose dan Suatu Hari di Tempat Pemancingan dengan sutradara Rifki Rifaldi. 


Ternyata, dari kelima film pendek tersebut, masih dipilih satu yang kemudian memenangkan Jakarta Film Fund Award. Ringroad adalah judul yang berhasil memenangkan penghargaan tersebut. Film ini bercerita tentang Mulyani yang merupakan seorang pekerja rumah tangga yang menjalin hubungan dengan seorang tukang bangunan. Keduanya berjanji bepergian dengan motor Reza dan melupakan kewajiban pekerjaan mereka.


Dalam kurun waktu enam jam, Reza akan kehilangan akses masuk komplek perumahan elit tempat mereka bekerja. Mereka harus mengendap-endap dari petugas keamanan, kaum elitis yang absurd, dan menghadapi konsekuensi dari pelanggaran kontrak pekerjaan Mulyani.


Tak cuma Ringroad, tapi film pendek One night in Chinatown menjadi special mention di penghargaan ini. Film karya William Adiguna, menceritakan sebuah kesalahpahaman dan agenda rahasia yang memicu rangkaian peristiwa yang tidak dapat terkendali antara seorang pasangan paruh baya dan seorang pasangan remaja pada suatu malam di daerah Chinatown.


Ketiga film lainnya yang termasuk ke dalam Jakarta Film Fund juga memiliki keseruannya dan keunikannya masing-masing. Untuk kamu yang melewatkan pemutaran offline kelima film ini, tidak perlu khawatir, karena kamu masih bisa menonton secara online melalui Vidio.com hingga 30 November 2021. Jangan sampai kelewatan, ya!

Home: Text
Web-Banner_Bandung-Film-Commission_1348x680_edited.jpg
Home: Image

FILM-FILM REKOMENDASI SHENINA CINNAMON DI JAKARTA FILM WEEK 2021

Sebagai festival ambassador Jakarta Film Week, Shenina Cinnamon berharap generasi muda bisa ikut menikmati adanya festival film. Termasuk Jakarta Film Week, yang akan diadakan pada 18-21 November 2021 mendatang di CGV Grand Indonesia, Metropole Cinema XXI dan Ashley Hotel, Jakarta. 


Menurut Shenina film-film yang akan tayang di Jakarta Film Week merupakan film yang spesial. Selain beberapa di antaranya sudah pernah mengikuti festival bergengsi internasional, juga ada yang baru perdana tayang di Indonesia. 


Karena itu, Shenina sangat antusias untuk menonton film-film yang akan tayang di festival film bertaraf internasional yang dipersembahkan oleh Disparekraf DKI Jakarta tersebut. Dari semua film yang akan tayang, berikut beberapa film pilihan Shenina Cinnamon.

sehinan_edited.jpg

BARBARIAN INVASION

Film arahan sutradara Tan Chui Mui ini bercerita tentang seorang aktris yang pernah berjaya, bernama Moon Lee. Ia seorang janda dan ibu yang putus asa. Namun akhirnya mendapat kesempatan bekerja sama lagi dengan kolaborator lamanya, sutradara Roger Woo. Ia berperan sebagai aktor yang melakuan aksi bela diri.

Global Feature_Barbarian Invasion.jpg

DARI HAL WAKTU

Film ini bereksperimen mempertemukan gaya dokumenter dengan panggung teater serta kolaborasi antar para seniman di Jogja. Bercerita tentang Fajar Suharno yang merupakan seorang maestro teater di periode tahun 80 hingga 90 an. Ia pernah dipenjara karena aktivitas teaternya dianggap melawan pemerintah orde baru. Puncaknya ia membuat sebuah pertunjukan berjudul “Geger Uwong Ngoyak Macan” tentang peristiwa penumpasan orang-orang yg dianggap preman/criminal (Petrus). Pertunjukan itu diadakan tepat sehari sebelum pembunuhan massal itu terjadi. Film ini disutradarai oleh Agni Tirta.

Global Feature_Dari Hal Waktu_edited.jpg

MANG JOSE

Berbuat baik ada ganjarannya, bahkan dibayar lebih tinggi untuk menyelamatkan hidup seseorang. Untuk seorang superhero Mang Jose, melakukan keduanya harus dibayar – ia tidak ada uang, tidak ada tabungan. Memiliki kemampuan penyerapan & pengalihan energi, dari waktu ke waktu dia menyelamatkan orang hanya jika mereka membayarnya. Namun sesuatu terjadi dan membuatnya melakukan tindakan heroin tanpa memperhitungkan biaya. Film ini disutradarai oleh Raynier Brizuela, asal Filipina.

Global Feature_Mang Jose.jpeg

ZERO

Disutradarai oleh Kazuhiro Soda, film ini bercerita tentang Dr. YAMAMOTO, berusia 82 tahun tiba-tiba pensiun dari bidang klinis, menyebabkan banyak kecemasan bagi pasiennya. Mereka telah mengandalkannya sebagai penyelamat selama bertahun-tahun. Sekarang dia perlu meluangkan waktu untuk merawat istrinya Yoshiko. Di awal musim semi, Dr. Yamamoto dan Yoshiko memulai hidup baru, menghadapi tantangan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya.

Global Feature_Zero.jpeg

DEATH KNOT

Diangkat dari kisah mitos bunuh diri musiman di pedesaan Indonesia. Peringatan seorang ibu sebelum kematiannya, gagal menjauhkan anak-anaknya dari keterasingan. Kakak beradik, Hari dan Eka kembali untuk mencari kebenaran reputasi sang ibu. Film ini disutradarai oleh Cornelio Sunny, yang juga dikenal sebagai aktor Indonesia.

Global Feature_Death Knot.png

JUST MOM

Saat anak-anaknya jarang pulang, Siti yang kesepian memilih merawat seorang perempuan gila yang sedang hamil besar. Namun pilihan Siti bertentangan dengan anak-anaknya yang khawatir akan kesehatan ibunya. Film ini disutradarai Jeihan Angga, pria yang lahir di Sukoharjo, 1990 dan menyelesaikan studinya di Fakultas Seni Media Rekaman Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

.
Global Feature_Just Mom.jpg

THE TALES OF THE BLACK SAINT

Angelina dan Aida telah mengelola toko ukuran asli “ex votos” di sebuah desa kecil di Sisilia selama 50 tahun. Di dunia yang tergantung antara nyata dan surealis, kaum pagan dan yang suci, yang tak lekang oleh waktu dan yang tidak kekal, Angelina dan Aida menyimpan rahasia sumpah dan mukjizat, kisah-kisah intim, hasrat membara, dan peristiwa misterius dan tidak biasa yang memengaruhi kehidupan mereka dan kehidupan para peziarah. Melalui keterikatan abadi mereka dengan santo hitam, mereka mengungkapkan kekuatan metafora seorang pria migran, yang ketangguhan dan keberaniannya masih menjadi contoh dan inspirasi bagi mereka yang bermigrasi dari satu sisi ke sisi lain laut. Film ini disutradarai oleh Ludovica Fales.

.
Global Feature_The Tail of Black Saint_edited.jpg

MARAPU, FIRE & RITUAL

Marapu, Fire & Ritual adalah kisah Pak Ledi, paman Poho Maga, saat ia menebus reputasi buruk keluarganya dengan mengambil tanggung jawab untuk memperbaiki masa lalu. Dia percaya ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan ritual empat hari suci dan mengundang arwah Marapu kembali ke desa. Tapi tidak semua orang setuju dengan hal ini. Pak Ledi harus menyatukan kepala desa terlebih dahulu. Film dokumenter ini disutradarai oleh Andrew Campbell.

Global Feature_Marapu Fire Ritual.jpg

Jakarta Film Week 2021 siap diselenggarakan 18-21 November 2021. Selain kompetisi dan pemutaran film, Jakarta Film Week juga akan menyelenggarakan Fringe Event. Fringe Event merupakan kegiatan non-pemutaran film dalam rangkaian Jakarta Film Week 2021 yang berisi 3 kegiatan di antaranya Masterclass, Talks dan Community.


Masterclass merupakan program pelatihan untuk para profesional di bidang industri film bersama narasumber yang berpengalaman di industri film internasional. Kegiatan Masterclass: Masterclass pertama dengan materi Screenwriting dengan narasumber Mmabatho Kau dari Full Circle Lab, akan dilakukan di Ashley Hotel Wahid Hasyim pada Sabtu, 20 November 2021. Masterclass kedua, diisi Sahana Kamath dengan materi Bagaimana Membuat Serial Premium untuk OTT. Diadakan full online pada Rabu, 20 November 2021, pukul 15.00 WIB di Ashley Hotel, Jakarta. 


Talks merupakan diskusi publik yang menghasilkan berbagai panelis yang inovatif dan berpengalaman untuk membicarakan tentang adaptasi sinema di kala pandemi, dan juga Jakarta dalam sudut pandang film yang dilakukan di Ashley Hotel Wahid Hasyim.  Talks dilakukan dalam 2 sesi, sesi pertama dijadwalkan pada 20 November 2021 dengan topik ‘Trends in Film Investing and Audience Enthusiasm Post Pandemic’ yang dilakukan secara offline dengan kapasitas 50 peserta. Sesi kedua dijadwalkan pada 21 November 2021 dengan topik ‘Creative Strategy Post Pandemic in Film Industry’ yang dilakukan secara offline dengan kapasitas 50 peserta.


Community merupakan ruang bagi komunitas film untuk memperluas jaringan dan bertukar pengetahuan dengan para ahli demi pengembangan proyek film dan organisasi yang berlangsung selama 2 hari di Ashley Hotel Wahid Hasyim. Kegiatan pertama berlangsung tanggal 19 November 2021 dengan tema Audience-Based Film Festivals. Kegiatan kedua berlangsung tanggal 21 November 2021 dengan tema Film Critics vs Film Review yang dilakukan secara offline dengan kapasitas 50 penonton.


Semua acara gratis dan pemesanan tiket dapat dilakukan melalui Loket, mulai 11 November 2021. Untuk informasi selengkapnya bisa diakses melalui website : 

Home: News
JFW.png

Road To Jakarta Film Week 2021, Hadirkan Kota dalam Sinema

Menjelang Jakarta Film Week 2021 akan berlangsung pada 18 - 21 November mendatang, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Road to Jakarta Film Week 2021, yang merupakan acara pra festival yang akan diselenggarakan pada 5 - 7 November 2021. 

Road to Jakarta Film Week 2021 akan menayangkan empat film tematik pilihan para kurator yang mewakili bidang keahlian masing-masing. Kurator tersebut, antara lain Nia Dinata (sutradara), Asmara Abigail (aktor), dan Amir Siregar (kritikus).

Film yang dipilih akan menggambarkan Jakarta dalam sinema yang berasal dari tiga periode waktu, yakni 1950-1969, 1970-1989, 1990-2010. Film yang dipilih oleh para kurator dan akan ditayangkan yaitu, “Asmara Dara” karya Usmar Ismail yang rilis tahun 1958. “Cintaku di Rumah Susun” karya Nya’ Abbas Akup rilis 1987, “Opera Jakarta” karya Sjuman Djaya yang rilis 1985 dan “Love” karya Kabir Bhatia yang rilis 2008 lalu. 

Dalam memilih film-film tersebut, selain penggambaran ibukota, para kurator juga mempertimbangkan pendekatan estetika dan kondisi sosial politik di masa tersebut dan dampaknya terhadap perkembangan film di Indonesia. Film-film tersebut dapat ditonton online selama acara berlangsung, melalui Vidio.com tanpa membayar tiket menonton.

Selain menyaksikkan film-film tersebut, selama Road to Jakarta Film Week juga akan diselenggarakan webinar yang diadakan sebanyak tiga kali, dengan narasumber yang sudah berpengalaman di bidangnya, mulai dari 5 hingga 7 November 2021.

​​Pada webinar nanti, narasumber akan berbicara tentang tema seputar kota dan sinema. Pada hari pertama, narasumber akan berbicara tentang Kota Jakarta dari masa ke masa yang ada di dalam film. Di mana, gambaran Jakarta itu akan terlihat dari film-film yang dikurasi oleh Amir Siregar, Nia Dinata dan Asmara Abigail.


Di hari kedua, pembicara akan membahas tema Darah Muda dan Mata Muda. Di mana benturan antar generasi, dalam dunia kisah, tak terkecuali dalam film, adalah tema yang tak pernah kering. Seiring waktu bergulir dan generasi baru terus lahir, akan terus hadir cara pandang baru, dan pemikiran baru, dalam memandang permasalahan. Perbedaan cara pandang ini yang terus menjadi arena “pertarungan” dan negosiasi antar generasi untuk memutuskan mana jalan keluar yang lebih baik. Sejauh mana sinema kita merekam itu, menjadi menarik ketika kita melihat konteksnya.


Sementara di hari ketiga, akan mengangkat tema Mimpi-mimpi Urban: Jakarta dan Daerah dalam Sinema. Di sini pembicara akan membahas tentang pemaknaan bagaimana kota merekam fenomena mimpi-mimpi dan harapan orang. Bagaimana film juga merekam orang-orang yang menapaki tangga sosial, memperbaiki nasib dan ingin sukses di Jakarta. 

Road To Jakarta Film Week ini akan dilanjutkan dengan festival utama, yang diselenggarakan pada 18 - 21 November 2021. Jakarta Film Week adalah festival film internasional yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Yayasan Super 8mm.

Program-program yang dilaksanakan Jakarta Film Week mencakup penayangan film panjang dan pendek dari berbagai negara, pendanaan ide cerita terpilih dalam Jakarta Film Fund, Masterclass untuk pekerja film profesional, Talks untuk diskusi isu terkini dalam industri film, dan juga Community sebagai wadah bertukar pengalaman dan memperkuat jaringan.

Film panjang dan pendek terpilih akan berkompetisi untuk memenangkan Global Feature Award, Global Short Award, dan Direction Award. Para pelaku industri juga berkesempatan untuk memamerkan karya-karya mereka di ruang Exhibition dan Showcase yang terletak di lokasi utama festival. Jakarta Film Week akan diselenggarakan secara offline dan juga online melalui Vidio.com. 

Jakarta Film Week diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku industri film Indonesia, terutama di Jakarta agar semakin berkembang baik secara wacana, keterampilan juga pengembangan jaringan. Selain itu dapat menjadi pemicu bagi industri film di daerah lain untuk semakin berkembang sehingga bisa meningkatkan kualitas industri film di Indonesia secara keseluruhan. Seluruh program dan informasi terkait Jakarta Film Week sudah dapat diakses di laman www.jakartafilmweek.com.

Jadwal Webinar Road to Jakarta Film Week 2021


  • Tema : "Jakarta dari Masa ke Masa" pada 5 November 2021 Pukul 16.00-18.00 WIB bersama Amir Siregar, Nia Dinata dan Asmara Abigail. Dengan moderator Gietty Tambunan. 

  • Tema : "Darah Muda dan Mata Muda" pada 6 November 2021 Pukul 16.00-18.00 WIB bersama Jason Iskandar dan Permata Adinda dan moderator Gayatri Nadya

  • Tema : "Mimpi-mimpi Urban: Jakarta dan Daerah dalam Sinema" pada 7 November 2021 Pukul 16.00-18.00 WIB bersama Aryo Danusiri dan Fanny Chotimah. Dengan moderator Makbul Mubarak. 

KONTAK 
Media Relations 
Jennifer Papas (+62 811-6681-141)

Community Relations
Nada Bonang (+62 823-7451-7209)
Website    : www.jakartafilmweek.com 
Instagram    : @jakartafilmweek 
Twitter        : @jakartafilmweek 
Facebook    : Jakarta Film Week 
Email        : media@jakartafilmweek.com

Home: About
Home: Video
DEKLARASI%201_edited.jpg

Bandung Film Commission (BFC) adalah sebuah perkumpulan berbadan hukum yang didalamnya berisi masyarakat perfilman Bandung. BFC didirikan berdasarkan deklarasi dari 71 orang perwakilan individu dan kelompok masyarakat perfilman Bandung yang mengatasnamakan diri sebagai Perkumpulan Masyarakat Perfilman Bandung (PMPB). 

Tujuan pendirian BFC adalah untuk menghubungkan berbagai unsur dari masyarakat perfilman Bandung dalam rangka membangun ekosistem perfilman yang berdampak positif bagi masyarakat perfilman Bandung dan masyarakat umum.

Akta Perkumpulan Masyarakat Peduli Film Bandung

05 desember 2019 nomor 01,-

Home: Who We Are
Road Map Program Kerja Bandung Film Comm
Home: Image
Home: Pro Gallery

Dalam rangka mewujudkan ekosistem perfilman yang lebih baik, kami tengah melakukan pengumpulan data perfilman di Kota Bandung untuk membangun sebuah data center perfilman yang kelak akan disajikan pada situs resmi BFC. 

Ayo bantu kami mewujudkannya!   

Home: Text

BFC TALKs Playlist

Fajrul Fadillah - Reck Post House
The Boy With Moving Image - Cinemora Pictures
Adam Kurniawan - Bandung Independent Film Festival
Asmi Nurais - Scriptwriter Kinovia.id
Malikkul Shaleh - Sekretaris BFC
Sonny Gumelar - Creative Director
Indra Sammo - Bandung Location Manager
Gumilar Sayidul Akbar - Kampung Film Black Team
Teddy Hendiawan - Dosen & Praktisi Film
Home: Welcome

BFC Talk : #roundtable

Spesial untuk Hari Film Nasional, para sutradara independent Bandung akan berbagi perspektifnya soal profesi sutradara, Bandung dan film-filmnya termasuk persoalan identitas film Bandung yang kerap kali dipersoalkan. Saksikan dalam BFC TALKs #roundtable pada hari Selasa, 30 Maret pukul 16.00, LIVE di IG @bdgfilmcommission & @arstv.campus serta YouTube ARS TV.

WhatsApp Image 2021-03-29 at 15.33.05.jp
Home: Text

CONTACT

Get in touch with BFC to learn more about our work and how you can get involved.

Thanks for submitting!

Home: Contact
bottom of page